Dosen UNY Ajarkan Permainan Tradisional Di Amerika Serikat
Dosen Fakultas Bahasa Seni dan Budaya UNY Dr. Ari Kusmiatun mengajarkan permainan tradisional pada mahasiswa di Yale University USA.
Dosen Fakultas Bahasa Seni dan Budaya UNY Dr. Ari Kusmiatun mengajarkan permainan tradisional pada mahasiswa di Yale University USA.
Sebanyak 35 mahasiswa asal Tiongkok telah menyelesaikan Program Transfer Kredit Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di Fakultas Bahasa, Seni dan Budaya, Universitas Negeri Yogyakarta. Para mahasiswa ini berasal dari tiga universitas yang berbeda, yaitu Guangdong University of Foreign Studies, Xi’an International University dan Yunnan Minzu University. Program ini berlangsung selama satu semester dari Maret sampai Juli 2023.
Onten Purbasari, mahasiswa penyandang disabilitas tunarungu berhasil mempertahankan skripsinya yang berjudul Pembelajaran Seni Rupa dan Karakteristik Karya Seni Rupa Siswa Tunarungu SLB Ma’arif Muntilan di hadapan penguji sidang tugas akhir pada tanggal 14 Juni 2023. Sari, panggilan akrabnya merupakan mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa, Seni, dan Budaya UNY angkatan 2019.
Universitas üԲٱ Jerman menggandeng Universitas Negeri Yogyakarta dalam agenda Te
Multilingualisme adalah kemampuan atau tindakan individu dan masyarakat dalam menggunakan lebih dari dua bahasa. Multilingualisme muncul karena adanya kebutuhan untuk berkomunikasi antarindividu, lintas masyarakat, lintas suku, lintas bangsa, dan bahkan lintas negara.
Saya sangat menyukai Bahasa Jerman. Sejak SMA meski saya mengambil jurusan Matematika dan IPA, tapi ada lintas minat bahasa asing yang ditawarkan khusus untuk anak MIPA. Dua bahasa asing ditawarkan yakni bahasa Inggris dan Bahasa Jerman.
Bagi saya, berhasil mendapatkan kesempatan belajar di Jerman merupakan hal yang tidak pernah ter
Sebagai salah satu komitmen UNY dalam sustainable development goals dan mendukung program Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan
Joko Pinurbo, penyair kawakan asal Yogyakarta menyatakan bahwa puisi bukanlah hal sakral yang patut diagung-agungkan. “Jangan pernah bayangkan puisi adalah karya yang agung yang turun dari langit,” tutur lelaki yang kerap dipanggil Jokpin tersebut.