Di sudut Desa Pagar Puding, Jambi, lahir seorang pemuda bernama M. Khairul Afdal pada 15 Maret 2007. Dikenal akrab sebagai Afdal, ia tumbuh dalam keluarga sederhana dengan keterbatasan ekonomi yang kerap membuat banyak anak seusianya menyerah pada keadaan. Namun, Afdal memilih jalan berbeda: menapaki pendidikan dengan tekad dan kerja keras.
Sejak kecil, ia terbiasa belajar dengan fasilitas minim. Buku-buku pinjaman perpustakaan menjadi harta berharga, dan setiap catatan pelajaran ia tulis rapi dan penuh perhatian. Baginya, pendidikan adalah kunci untuk keluar dari lingkaran kesulitan. “Kalau kita mau berusaha, tidak ada yang mustahil,” ujarnya suatu ketika.
Tekad itu terbayar ketika Afdal berhasil lulus Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dan diterima di Universitas Negeri Yogyakarta, tepatnya di Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Tak hanya itu, ia juga lolos sebagai penerima Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK) — beasiswa pemerintah yang ditujukan untuk mahasiswa berprestasi dari keluarga kurang mampu.
Bagi Afdal, KIPK bukan sekadar bantuan finansial. “Ini adalah tiket menuju masa depan,” katanya. Ia bercita-cita menjadi pendidik yang mampu menginspirasi generasi muda di daerahnya. Menurutnya, sejarah bukan hanya cerita masa lalu, melainkan sumber pelajaran untuk membangun masa depan.
Kini, dari Desa Pagar Puding ia melangkah menuju Yogyakarta, menapaki perjalanan baru di dunia akademik. Afdal adalah bukti bahwa keterbatasan bukan penghalang, melainkan tantangan yang menguatkan. Dari tanah Jambi, ia membawa harapan, dan kelak, akan menorehkan kisah sukses sebagai anak bangsa yang berjuang lewat pendidikan.